Kembali
Ajakan Paus Fransiskus untuk Hidup yang Lebih Otentik
Waktu Terbit 10 November 2024
Penulis Rosa Tri Setiani

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada godaan untuk tampil baik di hadapan orang lain untuk menunjukkan kebajikan kita melalui perbuatan yang sebenarnya lebih dimotivasi oleh keinginan untuk dihargai atau dipuji daripada niat tulus untuk membantu sesama. Paus Fransiskus, dalam banyak kesempatan, mengingatkan kita akan bahaya kemunafikan, pamer kebaikan, dan pentingnya bertindak dengan kesederhanaan. Dalam pandangannya, jalan hidup yang otentik dan sejati adalah jalan yang ditempuh dengan kerendahan hati, tanpa berusaha menonjolkan diri atau mencari perhatian.

Kemunafikan: Bahaya yang Menggerogoti Kerohanian

Kemunafikan adalah salah satu tema yang sering diangkat oleh Paus Fransiskus, baik dalam pidato-pidatonya, homili, maupun refleksi spiritualnya. Paus mengingatkan kita untuk mewaspadai kemunafikan yang tersembunyi dalam banyak aspek kehidupan, baik dalam dunia religius maupun sosial. Dalam pidatonya pada Angelus, Paus menjelaskan bahwa Yesus dengan tegas menentang kemunafikan yang ada di kalangan pemimpin agama pada zamannya. Mereka yang mengajarkan satu hal, tetapi bertindak sebaliknya, tidak hanya merusak hubungan mereka dengan Tuhan, tetapi juga menciptakan kebingungan di kalangan umat.

Kemunafikan bisa sangat merusak, karena ia membuat seseorang bertindak tidak sesuai dengan hati nurani dan kebenaran yang seharusnya dijalani. Paus Fransiskus mengajak kita untuk memeriksa diri: apakah kita hidup dengan integritas, apakah perbuatan kita mencerminkan apa yang kita percayai, atau apakah kita hanya berusaha menampilkan citra tertentu demi mendapatkan pengakuan.

Berbuat Baik Tanpa Pamer: Kebaikan yang Tulen

Paus Fransiskus juga sering menekankan pentingnya berbuat baik tanpa mengharapkan pujian atau perhatian. Dalam ajarannya, ia mengingatkan umat Katolik bahwa tindakan baik harus dilakukan dengan penuh keikhlasan dan tanpa pamrih. Berbuat baik bukan untuk mendapatkan sesuatu, melainkan karena kita memandang setiap manusia sebagai saudara dan saudari yang harus dihormati dan dihargai.

Dalam salah satu refleksinya, Paus mengatakan, "Jika kita memberi kepada orang lain dengan niat untuk dipuji, maka kita sudah kehilangan tujuan sejati dari pemberian itu." Menurut Paus, tindakan baik yang dilakukan hanya untuk pamer atau agar orang lain melihatnya, pada akhirnya akan kehilangan makna dan nilainya. Hal ini juga yang dimaksudkan dalam ajaran Yesus dalam Injil, yang mengatakan agar kita memberi dengan tangan kanan tanpa diketahui oleh tangan kiri kita.

Paus mengajak kita untuk meneladani Yesus, yang tidak pernah mencari kemuliaan pribadi, tetapi selalu bertindak dengan kasih tanpa pamrih. Ia mengingatkan bahwa kita harus menyembunyikan kebaikan kita, bukan untuk menyembunyikannya dari Tuhan, tetapi agar kita tidak jatuh ke dalam perangkap kesombongan.

Kesederhanaan: Kunci untuk Hidup yang Sejati

Kesederhanaan adalah nilai lain yang sangat dijunjung tinggi oleh Paus Fransiskus. Dalam banyak kesempatan, ia berbicara tentang pentingnya menjalani hidup yang sederhana, tidak berlebihan dalam mencari kemewahan atau status sosial. Paus sering mengingatkan kita untuk menghindari dunia materialisme yang membuat kita lebih mengutamakan hal-hal duniawi daripada hal-hal rohani yang sesungguhnya penting.

Dalam surat apostolik Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus mengajarkan bahwa “kesederhanaan bukanlah sebuah bentuk penolakan terhadap dunia ini, tetapi sebuah cara untuk hidup dengan menghargai apa yang benar-benar penting." Kesederhanaan ini tidak hanya tercermin dalam cara kita mengatur kehidupan material kita, tetapi juga dalam cara kita berhubungan dengan sesama—tanpa memandang status, kekayaan, atau posisi mereka.

Melalui kesederhanaan, Paus mengajak kita untuk mencontoh kehidupan Yesus yang sederhana namun penuh kasih. Dengan hidup sederhana, kita belajar untuk lebih dekat dengan Tuhan dan sesama, serta mengutamakan nilai-nilai batiniah yang lebih dalam daripada hal-hal eksternal yang sifatnya sementara.

Menghidupi Ketiga Nilai Ini dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk hidup sesuai dengan ajaran Paus Fransiskus, kita bisa mulai dengan beberapa langkah konkret dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Pemeriksaan Diri: Setiap hari, luangkan waktu untuk bertanya pada diri sendiri apakah tindakan kita didorong oleh keinginan untuk mendapatkan pujian atau apakah kita benar-benar berusaha untuk membantu orang lain dengan tulus. Ini bisa dilakukan melalui doa atau refleksi pribadi.
  2. Berbuat Baik dalam Diam: Ketika kita melakukan tindakan baik, pastikan untuk melakukannya dengan kerendahan hati. Jangan mencari pengakuan atau pujian, tetapi lakukan itu sebagai bentuk kasih yang tulus.
  3. Praktikkan Kesederhanaa: Dalam segala hal, baik dalam cara kita berinteraksi dengan orang lain maupun cara kita mengelola harta dan kekayaan, biarkan kesederhanaan menjadi prinsip yang membimbing kita. Jangan terjebak dalam keinginan untuk memiliki lebih, tetapi hargai setiap berkat yang ada.
  4. Belajar dari Yesus: Dalam setiap peran kita baik sebagai pemimpin, orang tua, teman, atau anggota masyarakat berusahalah untuk bertindak dengan kelembutan dan pengorbanan diri, bukan untuk merendahkan orang lain, tetapi untuk mengangkat mereka.

Doa untuk Melawan Kemunafikan

Paus Fransiskus mengajak kita untuk berdoa agar kita diberikan kekuatan untuk melawan godaan kemunafikan dalam hidup kita, untuk berbuat baik tanpa mencari perhatian, dan untuk hidup dengan kesederhanaan. Doa ini bisa berbunyi seperti berikut:

"Tuhan, berikanlah aku hati yang tulus dan rendah hati. Jauhkanlah aku dari godaan untuk mencari pujian dalam perbuatan baikku, dan bimbinglah aku untuk bertindak dengan kasih yang murni dan sederhana. Semoga aku selalu mengingat bahwa segala yang aku lakukan adalah untuk kemuliaan-Mu, bukan untuk kemuliaan diri sendiri. Amin."

Paus Fransiskus mengajak kita untuk hidup lebih autentik dan jauh dari kemunafikan. Hidup yang tulus, dengan berbuat baik tanpa pamrih, dan bertindak dengan kesederhanaan, adalah jalan menuju kebahagiaan sejati, bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi sesama. Dalam dunia yang sering kali mengutamakan penampilan dan status, Paus mengingatkan kita untuk tetap rendah hati dan fokus pada nilai-nilai rohani yang membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan sesama.

 

Disarikan dari Vatican News