Dalam kehidupan Kristiani, panggilan untuk mengikuti Yesus bukan hanya sebuah perintah, tetapi juga sebuah undangan untuk menapaki jalan yang penuh makna dan kasih. Jalan Yesus adalah jalan kerendahan hati, keterbukaan terhadap perjumpaan, serta semangat untuk membangun kesatuan. Dalam perjalanan ini, umat beriman diajak untuk berjalan bersama, dengan hati yang penuh kagum atas karya Tuhan, dan sukacita yang lahir dari kehadiran-Nya di tengah kehidupan sehari-hari.
Kerendahan Hati: Fondasi untuk Mengikuti Yesus
Kerendahan hati adalah langkah pertama dalam menapaki jalan Yesus. Dalam Injil, Yesus selalu menunjukkan kerendahan hati yang mendalam, baik dalam tindakan maupun perkataan-Nya. Ia mencuci kaki para murid, menyambut orang berdosa, dan merendahkan diri hingga wafat di kayu salib.
Berjalan di jalan Yesus berarti melepaskan ego dan ambisi pribadi, serta mengutamakan kehendak Allah di atas segalanya. Dalam kerendahan hati, kita diajak untuk melihat diri sendiri dengan jujur dan mengakui keterbatasan kita di hadapan Tuhan. Sebagaimana Yesus menempatkan kehendak Bapa sebagai pusat hidup-Nya, demikian pula kita dipanggil untuk menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dengan penuh kepercayaan.
Kekaguman: Melihat Dunia dengan Mata Kristus
Kekaguman adalah salah satu aspek penting dari jalan Yesus. Ia melihat keindahan dan nilai dalam setiap orang yang ditemui-Nya, bahkan di tengah penderitaan dan dosa. Kekaguman ini lahir dari hati yang mengenali kehadiran Tuhan dalam segala sesuatu.
Sebagai pengikut Yesus, kita diajak untuk melihat dunia dengan mata-Nya. Hal ini berarti membuka diri terhadap kehadiran Allah yang melampaui hal-hal lahiriah dan menghargai setiap pengalaman hidup sebagai bagian dari rencana-Nya. Kekaguman membantu kita tetap bersyukur dalam segala situasi, menemukan harapan dalam kesulitan, dan melihat setiap orang sebagai citra Allah.
Sukacita: Buah dari Kehadiran Allah
Sukacita adalah tanda sejati seorang pengikut Kristus. Yesus sendiri mengajarkan bahwa sukacita-Nya hendaknya tinggal dalam kita, dan sukacita itu akan penuh (Yohanes 15:11). Sukacita bukanlah kebahagiaan yang dangkal atau tergantung pada keadaan, melainkan kedamaian batin yang lahir dari hubungan yang intim dengan Tuhan.
Berjalan di jalan Yesus berarti membawa sukacita ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Sukacita yang sejati terlihat dalam senyuman, kemurahan hati, dan semangat untuk melayani sesama. Dengan sukacita, kita dapat menjadi saksi kasih Allah yang mengubah hidup dan memberi harapan kepada dunia.
Berjalan Bersama: Membangun Persekutuan dan Kesatuan
Jalan Yesus tidak pernah dijalani sendirian. Ia memanggil para murid untuk berjalan bersama-Nya, menciptakan komunitas yang saling mendukung dalam iman. Sebagai Gereja, kita dipanggil untuk meneladani komunitas pertama ini, membangun persaudaraan sejati, dan menjadi saksi kasih Kristus di tengah dunia.
Berjalan bersama berarti mendengarkan, menghormati, dan saling mendukung dalam perjalanan iman. Dalam kebersamaan, kita mengatasi perpecahan, menghapus persaingan, dan memupuk solidaritas. Dengan semangat ini, kita menjadi pembangun kesatuan di keluarga, komunitas, dan masyarakat yang lebih luas.
Kesimpulan: Panggilan untuk Selalu Setia
Berjalan di jalan Yesus adalah sebuah panggilan untuk hidup dalam kasih, kerendahan hati, kekaguman, dan sukacita. Dalam perjalanan ini, kita tidak hanya menjadi murid yang setia, tetapi juga saksi yang hidup dari karya Allah di dunia. Dengan berjalan bersama-sama, kita memperkuat iman dan membangun dunia yang lebih mencerminkan kasih Tuhan.
Mari kita menapaki jalan ini dengan hati yang terbuka, mengandalkan kekuatan dari Tuhan, dan membagikan sukacita Injil kepada sesama. "Berjalanlah di jalan Yesus, bersama-sama, dengan kerendahan hati, kekaguman, dan sukacita."
Disarikan dari Vatican News