Kehadiran Paus Fransiskus dalam berbagai perayaan liturgi Gereja Katolik bukan hanya sekadar simbolis, tetapi juga mencerminkan komitmennya sebagai pemimpin rohani untuk membimbing umat beriman dalam ibadah dan refleksi mendalam. Setiap perayaan yang dipimpin oleh Paus, baik di Basilika Santo Petrus maupun di berbagai tempat lain, memberikan kesempatan bagi umat Katolik di seluruh dunia untuk terhubung secara spiritual dengan nilai-nilai Kristiani yang dihidupi oleh Gereja.
Komitmen Paus Fransiskus terlihat dalam cara ia secara konsisten hadir dalam perayaan-perayaan penting sepanjang tahun liturgi. Melalui kehadirannya, Paus mengingatkan pentingnya ibadah sebagai sarana utama untuk mendekatkan diri kepada Allah dan saling menguatkan sebagai komunitas iman. Paus Fransiskus juga kerap menekankan nilai refleksi yang mendalam selama perayaan liturgi, mengajak umat untuk merenungkan ajaran-ajaran Injil dan bagaimana hal itu relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, dalam Misa arwah untuk para Kardinal dan Uskup yang wafat, Paus menegaskan pentingnya mengenang mereka yang telah melayani Gereja dan umat dengan dedikasi. Dalam perayaan ini, umat diingatkan akan transendensi kematian dan panggilan untuk tetap setia pada Tuhan di tengah kehidupan duniawi.
Dalam perayaan lain seperti Hari Orang Miskin Sedunia, Paus Fransiskus menunjukkan komitmen nyata terhadap keadilan sosial dan perhatian kepada yang miskin. Liturgi ini tidak hanya menjadi ajang doa, tetapi juga panggilan bagi seluruh Gereja untuk beraksi, mencerminkan belas kasih dan solidaritas kepada mereka yang menderita. Melalui tema “Doa orang miskin naik ke hadapan Tuhan,” Paus menggarisbawahi kekuatan doa mereka yang tertindas, yang kerap dilupakan dunia, namun sangat dekat dengan hati Tuhan.
Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam, yang dirayakan setiap tahun di akhir tahun liturgi, menjadi momen bagi Paus untuk mengarahkan umat pada Kristus sebagai Raja yang penuh kasih. Paus Fransiskus, melalui perayaan ini, mengajak umat untuk memusatkan hidup mereka kepada Kristus sebagai Raja semesta alam, yang bukan memerintah dengan kekuasaan duniawi, tetapi dengan cinta dan pengorbanan.
Selain itu, dalam pengangkatan Kardinal baru, Paus Fransiskus menegaskan pentingnya kesatuan Gereja di bawah kepemimpinan para gembala yang ditugaskan untuk membimbing umat dalam iman. Kardinal yang baru diangkat menjadi bagian integral dari struktur kepemimpinan Gereja, yang berperan penting dalam menjaga kesinambungan ajaran dan tradisi liturgi.
Kehadiran Paus dalam perayaan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa juga menekankan penghormatan kepada Maria sebagai teladan iman yang tak ternoda. Paus memimpin umat dalam penghormatan ini, yang sekaligus memperkuat peran Maria sebagai Bunda Gereja dan pengantara bagi seluruh umat.
Perayaan Pesta Santa Perawan Maria Guadalupe menutup rangkaian liturgi dengan menyoroti pentingnya devosi khusus kepada Maria, terutama di kalangan umat Katolik di Amerika Latin. Melalui perayaan ini, Paus Fransiskus menunjukkan kedekatannya dengan seluruh umat, terutama mereka yang menjunjung tinggi tradisi dan devosi tersebut.
Dalam semua kesempatan ini, Paus Fransiskus tidak hanya memimpin perayaan sebagai tugas seremonial, tetapi juga dengan kesungguhan yang mencerminkan spiritualitas dan kesetiaannya pada tradisi Gereja. Paus Fransiskus menggunakan setiap perayaan liturgi sebagai platform untuk mengingatkan umat akan pesan-pesan Injil, panggilan untuk hidup dalam kasih, keadilan, dan pengampunan, serta pentingnya peran liturgi sebagai inti kehidupan rohani umat Katolik.
Liturgi bukan hanya soal ritus atau seremonial, tetapi merupakan perwujudan iman yang hidup dan dinamis. Paus Fransiskus, dalam komitmennya, terus mendorong umat untuk menjadikan liturgi sebagai ruang untuk bertemu dengan Allah, menerima rahmat-Nya, dan memperbaharui hidup mereka dalam terang ajaran Kristus. Perayaan-perayaan liturgi ini mengingatkan seluruh Gereja akan panggilan mereka sebagai umat yang dipersatukan dalam ibadah, serta memperkuat hubungan spiritual antara pemimpin rohani dan umat beriman di seluruh dunia.
Disarikan dari Vatican News