Pelaksanaan konklaf untuk memilih Paus baru tahun ini berlangsung dalam suasana yang sangat istimewa, yakni pada bulan Mei bulan yang secara tradisional didedikasikan untuk penghormatan kepada Santa Perawan Maria, Bunda Gereja. Bulan Maria yang penuh doa dan devosi menjadi latar spiritual yang menyertai para Kardinal dalam tugas suci mereka memilih penerus Santo Petrus.
Konklaf, yang dimulai pada 7 Mei di Kapel Sistina, menjadi momen yang sarat harapan bagi Gereja Katolik di seluruh dunia. Kapel yang didekorasi oleh karya seni agung Michelangelo ini sekali lagi menjadi saksi proses pemilihan seorang gembala universal, yang akan menuntun umat Allah melewati zaman penuh tantangan ini.
Dalam semangat Maria yang taat dan rendah hati, umat Katolik diajak untuk mendampingi para Kardinal dengan doa-doa Rosario, Novena, dan adorasi kepada Sakramen Mahakudus. Doa yang tak henti-henti dipanjatkan agar Roh Kudus menerangi hati para pemilih dalam memilih Paus yang kudus, bijaksana, dan setia pada kehendak Allah.
Sebelum proses pemungutan suara dimulai, para Kardinal mengikuti misa dan ibadat doa yang dipimpin dalam bahasa Latin. Mereka mengucapkan sumpah untuk menjaga kerahasiaan konklaf dan bersedia menempatkan kepentingan Gereja di atas segalanya. Dalam suasana hening dan penuh hormat, mereka memulai tugas mulia yang akan menentukan arah Gereja Katolik ke depan.
Bagi banyak umat, bertepukannya pelaksanaan konklaf dengan Bulan Maria bukanlah kebetulan semata, melainkan tanda penyelenggaraan ilahi. Santa Maria, yang dengan setia berkata "Ya" kepada panggilan Allah, menjadi teladan sempurna bagi siapa pun yang dipilih untuk melayani sebagai Paus seorang gembala yang setia dan hamba Allah yang rendah hati.
Sebagaimana umat menanti tanda asap putih dari cerobong Kapel Sistina, dunia Katolik bersatu dalam harapan dan doa, memohon kepada Bunda Maria untuk mendampingi Gereja dan membawa damai serta harapan baru melalui pemilihan Paus yang akan datang.
Disarikan dari Vatican News