Kembali
Harapan Sejati Tuhan Tidak Meninggalkan Kita dalam Penderitaan
Waktu Terbit 27 Januari 2025
Penulis Rosa Tri Setiani

Harapan sejati merupakan pilar yang menguatkan banyak orang, terutama ketika mereka menghadapi penderitaan dalam hidup. Paus Fransiskus, dalam berbagai pengajaran dan refleksinya, menekankan bahwa harapan sejati bukanlah sekadar pengharapan kosong atau ilusi, melainkan sebuah keyakinan yang mengarah pada pemahaman mendalam bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita dalam penderitaan kita. Sebaliknya, Dia memberikan kita kekuatan dan penghiburan yang lebih besar dari apa yang dapat kita bayangkan.

Penderitaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Semua orang, dalam suatu titik tertentu dalam hidupnya, pasti mengalami kesulitan, baik itu dalam bentuk fisik, emosional, atau spiritual. Ketika seseorang merasa terpuruk atau terisolasi, sering kali muncul pertanyaan: "Mengapa saya harus melalui ini?" atau "Di mana Tuhan ketika saya menderita?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini adalah bagian dari proses pencarian makna dalam penderitaan.

Namun, Paus Fransiskus mengajak kita untuk melihat penderitaan dari perspektif yang berbeda. Dalam pengajarannya, beliau mengingatkan kita bahwa penderitaan bukanlah tanda bahwa Tuhan meninggalkan kita. Sebaliknya, Tuhan selalu hadir, bahkan lebih dekat daripada sebelumnya dalam saat-saat penuh ujian. Tuhan memberi kekuatan dan penghiburan kepada mereka yang berjuang yang merasa lelah dan kehilangan arah. Tuhan tidak menjanjikan hidup tanpa tantangan, tetapi Dia berjanji untuk menyertai kita dalam setiap langkah perjalanan hidup kita.

Paus Fransiskus juga mengingatkan bahwa melalui penderitaan, kita dapat menemukan kedalaman kasih Tuhan yang tak terhingga. Saat kita merasa rapuh dan tak berdaya, Tuhan memberi kita kekuatan untuk bertahan, bahkan ketika kita merasa tidak mampu melanjutkan. Kasih Tuhan yang mendalam mengalir melalui kita, membawa kita untuk merasakan kehadiran-Nya dalam bentuk penghiburan yang nyata.

Harapan sejati mengundang kita untuk mempercayai bahwa dalam setiap momen kesulitan, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Justru, penderitaan dapat menjadi tempat untuk mengalami kehadiran-Nya yang lebih mendalam, mengubah kesedihan kita menjadi kekuatan, dan membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Paus menjelaskan bahwa harapan sejati bukanlah sekadar menunggu perubahan keadaan, tetapi lebih kepada penyerahan diri kepada kasih Tuhan yang memberi kita kemampuan untuk melihat penderitaan dengan perspektif yang lebih luas dan penuh pengharapan.

Penting untuk diingat bahwa harapan sejati juga mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang komunitas iman. Ketika kita menderita, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi juga kepada sesama kita. Harapan sejati mendorong kita untuk berbagi penderitaan dengan orang lain, memperkuat satu sama lain dalam doa dan kasih. Dalam komunitas yang saling mendukung ini, kita dapat merasakan bahwa Tuhan bekerja melalui orang-orang di sekitar kita, memberikan penghiburan dan kekuatan yang tak terhingga.

Kesimpulan

Harapan sejati menurut Paus Fransiskus mengarah pada pemahaman yang sangat mendalam tentang kasih Tuhan. Tuhan tidak akan meninggalkan kita dalam penderitaan kita; sebaliknya, Dia memberikan kita kekuatan dan penghiburan yang tak terhingga. Meskipun kita sering merasa terpuruk dalam penderitaan, harapan sejati mengingatkan kita bahwa Tuhan senantiasa bersama kita, memperbarui kekuatan kita dan membawa kita untuk menemukan kedamaian yang hanya bisa diberikan oleh-Nya.

 

Disarikan dari Vatican News