Dalam perayaan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, umat Katolik di seluruh dunia merenungkan peran Bunda Maria dalam kehidupan iman mereka. Paus Fransiskus, dalam Angelus yang disampaikannya pada kesempatan ini, mengingatkan bahwa Bunda Maria bukanlah sekadar sosok statis yang kita sembah dari kejauhan, melainkan seorang pendamping aktif dan penuh kasih yang membimbing kita dalam perjalanan menuju kehidupan abadi.
Perjalanan Bunda Maria: Dari Nazaret hingga Surga
Kisah hidup Maria, dari pengumuman oleh malaikat Gabriel hingga Diangkatnya ke Surga, adalah sebuah perjalanan iman yang luar biasa. Saat menerima kabar bahwa ia akan menjadi Bunda Allah, Maria tidak tinggal diam. Sebaliknya, ia segera bergegas mengunjungi sepupunya Elisabet, membawa kabar gembira dan kasih pelayanan. Paus Fransiskus menyoroti momen ini sebagai simbol perjalanan spiritual Maria sepanjang hidupnya. Maria tidak melihat kabar dari malaikat sebagai hak istimewa pribadi, tetapi sebagai panggilan untuk melayani dan membagikan sukacita keselamatan kepada orang lain.
Diangkat ke Surga: Puncak Perjalanan Iman
Pada tanggal 1 November 1950, Paus Pius XII mendeklarasikan dogma Maria Diangkat ke Surga melalui Konstitusi Apostolik *Munificentissimus Deus*. Dalam dokumen ini, dinyatakan bahwa Bunda Maria, yang terbebas dari dosa melalui Imakulata Konsepsi, tidak mengalami pembusukan tubuh seperti manusia biasa. Sebaliknya, ia diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi, menandakan bahwa ia telah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia dan kini bersatu dengan Putra-Nya dalam sukacita abadi.
Dalam homilinya, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa peristiwa ini bukan sekadar sebuah doktrin yang harus dipercayai, tetapi juga panggilan bagi setiap orang beriman untuk melihat hidup mereka sebagai sebuah perjalanan menuju Surga. Maria, yang kini berada di sisi Putra-Nya, menjadi pemandu bagi kita semua dalam perjalanan ini.
Maria: Bukan Patung, tetapi Sahabat yang Setia
Paus Fransiskus menekankan bahwa kita tidak boleh membayangkan Maria sebagai patung lilin yang tak bergerak, melainkan sebagai seorang sahabat dan saudari yang setia menemani kita. Ia menggambarkan Maria sebagai seorang yang, dengan penuh kelelahan dan ketekunan, berjalan bersama kita melalui berbagai tantangan kehidupan. Sebagai seorang ibu, Maria tidak pernah meninggalkan anak-anaknya. Sebaliknya, ia senantiasa mendahului kita, menunjukkan jalan menuju Tuhan dengan kasih dan kesetiaan.
Panduan Menuju Kehidupan Abadi
Dalam perjalanan menuju kehidupan abadi, Maria adalah bintang penuntun yang mengarahkan kita menuju persatuan penuh dengan Allah. Dengan meneladani ketaatan, keberanian, dan kerendahan hati Maria, kita diajak untuk hidup sebagai murid-murid Kristus yang setia. Paus Fransiskus mengingatkan bahwa kehidupan ini adalah sebuah perjalanan terus-menerus menuju persatuan akhir dengan Tuhan. Maria, yang telah menyelesaikan perjalanannya di dunia ini, sekarang menunggu kita di Surga, mendukung dan membimbing kita dengan doa-doanya.
Bunda Maria, yang diangkat ke Surga dengan tubuh dan jiwa, bukan hanya simbol kemuliaan yang menanti kita di akhir perjalanan hidup, tetapi juga sahabat dan penuntun yang setia. Dalam perjalanan hidup kita yang penuh dengan tantangan dan cobaan, kita dapat selalu mengandalkan Maria untuk membimbing kita dengan kasih keibuan dan doa-doanya yang kuat. Sebagai Bunda dari semua orang beriman, ia terus memimpin kita menuju kehidupan abadi bersama Putra-Nya, Yesus Kristus.
Disarikan dari Vatican News