Basilika Santo Petrus, pusat spiritual Gereja Katolik dunia, menjadi saksi bisu lautan manusia yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, yang wafat pada awal pekan ini.
Sejak jenazah Bapa Suci disemayamkan di depan Altar Pengakuan pada Rabu pagi, lebih dari 50.000 umat telah melewati basilika dalam diam, doa, dan tangis haru. Suasana hening yang menyelimuti bangunan suci ini terasa begitu menyentuh, seolah seluruh dunia berkabung bersama Gereja.
Tanda Cinta yang Tak Terucap
Anak-anak, orang muda, hingga para lansia tampak rela mengantre berjam-jam untuk dapat melangkah di hadapan peti jenazah Paus yang dibaringkan dalam balutan jubah putih dan pallium, simbol pelayanannya sebagai Gembala Universal. Banyak dari mereka berlutut dan menangis, ada pula yang membisikkan doa Rosario atau menundukkan kepala dengan penuh hormat.
"Beliau adalah Paus yang membawa harapan dan kelembutan dalam dunia yang penuh luka. Saya datang dari Argentina hanya untuk mengatakan 'terima kasih'," kata Maria, seorang peziarah yang tak kuasa menahan air mata.
Basilika Buka Sepanjang Malam
Demi menampung jumlah umat yang luar biasa, Basilika Santo Petrus dibuka hingga pukul 05.30 pagi pada Kamis, hanya ditutup selama satu setengah jam sebelum dibuka kembali pada pukul 07.00. Petugas keamanan dan sukarelawan dari berbagai komunitas Katolik turut membantu menjaga keteraturan dan mengarahkan arus peziarah.
Pemandangan ini mengingatkan kita pada penghormatan besar yang juga pernah diberikan umat kepada Paus Yohanes Paulus II, menunjukkan betapa besar cinta umat kepada gembala mereka.
Penghormatan yang Menggugah Hati
Momen ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah kesaksian iman dan kasih umat kepada pemimpin rohani mereka. Dalam keheningan, setiap langkah para peziarah adalah doa. Dalam isak tangis, setiap air mata adalah ungkapan syukur atas hidup dan pelayanan Paus Fransiskus, yang dikenal karena kerendahan hatinya, kedekatannya dengan orang miskin, dan pesannya tentang belas kasih.
Penghormatan publik ini akan ditutup dengan Ritus Pemeteraian Peti Jenazah yang berlangsung pada Jumat malam, sebelum Misa pemakaman dilangsungkan pada hari Sabtu, 26 April 2025, di Lapangan Santo Petrus.
Disarikan dari Vatican News