Kembali
Dimensi Moral dalam Olahraga: Seruan Paus Leo XIV untuk Mengembalikan Nilai Pendidikan dalam Dunia Olahraga
Waktu Terbit 27 Mei 2025
Penulis Rosa Tri Setiani

Dalam sebuah pertemuan yang hangat dengan klub sepak bola Napoli, Paus Leo XIV menyinggung isu penting yang kerap terlupakan dalam dunia olahraga modern: dimensi moral dan nilai edukatif dari olahraga itu sendiri. Ia menyampaikan keprihatinannya bahwa dalam perkembangan industri olahraga yang semakin besar, makna sejati dari olahraga sebagai sarana pembentukan karakter dan pendidikan manusia mulai tergerus.

Olahraga: Lebih dari Sekadar Kompetisi

Menurut Paus Leo XIV, olahraga sejatinya bukan hanya tentang kemenangan atau trofi. Ia adalah ruang untuk belajar tentang kerja sama, disiplin, sportivitas, dan penghargaan terhadap lawan. Nilai-nilai ini menjadikan olahraga sebagai wahana pendidikan yang kuat, terutama bagi kaum muda yang sedang membentuk kepribadian dan nilai hidup mereka.

Namun, dalam kenyataannya, ketika olahraga berubah menjadi industri bernilai miliaran, perhatian mulai bergeser. Kompetisi menjadi semata-mata soal uang, ketenaran, dan kesuksesan pribadi. Dalam konteks ini, olahraga bisa kehilangan jiwanya sebagai alat pembentuk manusia yang utuh. Bahkan, seperti dikatakan Paus, "bisa menjadi merusak dari sudut pandang moral."

Remaja dan Bahaya Komersialisasi

Kekhawatiran Paus ini sangat beralasan, terutama ketika melihat betapa besar pengaruh dunia olahraga terhadap remaja. Di usia yang penuh gejolak dan pencarian jati diri, para remaja menjadikan atlet idola sebagai panutan. Jika dunia olahraga hanya menyuguhkan citra kesuksesan instan tanpa nilai moral yang kuat, maka generasi muda dapat terjebak dalam pemahaman yang keliru tentang hidup.

Oleh karena itu, Paus Leo XIV mengimbau para orang tua dan pelatih untuk “memberi perhatian khusus pada kualitas moral dalam pengalaman berolahraga.” Mereka bukan hanya bertugas melatih fisik dan teknik, tetapi juga mendampingi perkembangan karakter anak-anak muda, dengan mengajarkan kejujuran, keuletan, kerja sama, dan kerendahan hati.

Pertaruhan Bukan Sekadar Gelar

“Yang dipertaruhkan,” tegas Paus, “adalah perkembangan manusiawi dari para kaum muda.” Dalam arti lain, masa depan generasi muda ditentukan oleh nilai-nilai yang mereka serap, termasuk dari lapangan olahraga. Jika nilai moral dan semangat sportivitas dibiarkan pudar, maka yang akan lahir adalah atlet-atlet yang sukses secara materi, namun rapuh secara moral.

Paus Leo XIV mengingatkan dunia akan pentingnya mengembalikan makna sejati olahraga. Ia mengajak semua pihak klub, pelatih, orang tua, dan masyarakat luas untuk melihat olahraga bukan semata sebagai ajang kompetisi atau hiburan, tetapi sebagai sarana pendidikan manusia yang menyentuh hati dan membentuk watak. Di tengah hiruk pikuk industri olahraga modern, seruan ini menjadi pengingat yang kuat: olahraga yang besar adalah olahraga yang membentuk manusia, bukan hanya mencetak pemenang.

 

Disarikan dari Vatican News