Dalam kehidupan yang penuh tantangan, iman menjadi fondasi yang kokoh bagi setiap orang Kristen. Paus Leo XIV mengingatkan bahwa iman memberikan kekuatan, seraya menekankan bahwa iman bukan sekadar keyakinan pribadi, tetapi sebuah pengalaman hidup yang membentuk cara kita melihat, berpikir, dan bertindak setiap hari.
"Iman memungkinkan kita melihat terang Yesus Kristus dalam hidup kita," ujar Paus. Terang itu bukanlah cahaya yang memudarkan kesulitan atau menghapus penderitaan secara ajaib, melainkan cahaya yang menuntun langkah kita di tengah kegelapan. Ketika dunia menawarkan ketidakpastian, iman menghadirkan pengharapan. Ketika hati dilanda keresahan, iman memberikan ketenangan. Dan ketika semangat mulai melemah, iman menghadirkan kekuatan yang berasal dari kasih Kristus yang tak tergoyahkan.
Paus juga menekankan bahwa menghidupi iman tidak terbatas pada hari Minggu atau pada momen-momen rohani seperti ziarah atau perayaan liturgi. Iman adalah panggilan harian untuk mengasihi, untuk mengampuni, untuk melayani, dan untuk tetap setia kepada nilai-nilai Injil dalam setiap aspek hidup.
Seruan ini menjadi pengingat bagi kita semua: iman bukan sekadar ritual, tetapi relasi hubungan yang hidup dan dinamis dengan Yesus Kristus. Dalam relasi itulah kita menemukan kekuatan yang sejati, bukan dari diri sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengalahkan maut dan membagikan terang-Nya kepada dunia.
Maka marilah kita tidak menyimpan iman kita dalam lemari hari Minggu. Sebaliknya, mari kita jadikan iman sebagai napas hidup kita, sebagai cahaya di tempat kerja, di rumah, di jalan, dan di tengah masyarakat. Karena di situlah iman menjadi nyata bukan hanya dalam doa, tetapi dalam tindakan yang lahir dari kasih.
Disarikan dari Vatican News