Di tengah dunia yang dilanda peperangan, kekerasan, ketidakadilan, dan keterasingan, pesan Injil tentang kasih Allah menjadi cahaya yang sangat dibutuhkan. Dunia kita yang sering gelisah dan tercabik oleh berbagai bentuk perpecahan merindukan harapan sejati, dan harapan itu hanya dapat ditemukan dalam kasih Allah yang terungkap secara sempurna dalam diri Yesus Kristus.
Kasih Allah: Dasar dari Segala Harapan
Dalam pesan-pesannya, Paus Leo XIV menegaskan bahwa dunia kita yang terluka memerlukan kabar baik Evangelium tentang kasih Allah. Bukan hanya sebagai penghiburan sementara, melainkan sebagai sumber transformasi yang sejati bagi umat manusia. "Dunia kita, yang dilukai oleh perang, kekerasan, dan ketidakadilan, perlu mendengar pesan Injil tentang kasih Allah dan mengalami kuasa rekonsiliasi dari kasih karunia Kristus," katanya.
Kasih ini bukan teori atau wacana moral belaka. Ini adalah kasih yang menjadi nyata dalam sejarah, kasih yang rela menderita, mengampuni, dan memperbarui. Inilah kasih yang membuka jalan menuju perdamaian sejati, baik secara pribadi maupun komunal.
Gereja: Komunitas yang Diutus untuk Mengasihi
Gereja, sebagai tubuh Kristus, memiliki tugas mendesak untuk menjadi saksi kasih ini. Tidak cukup hanya mempertahankan iman di balik dinding gereja. Gereja harus melangkah keluar dan membawa terang Kristus ke segala penjuru dunia.
Paus Leo XIV menegaskan bahwa "Gereja semakin dipanggil untuk menjadi Gereja yang misioner, yang membuka tangan kepada dunia, mewartakan Sabda, dan menjadi ragi harmoni bagi umat manusia." Dalam semangat ini, setiap umat beriman dipanggil untuk menjadi murid-murid misioner yang dengan keberanian, rendah hati, dan kelembutan menghadirkan kasih Allah di mana pun mereka berada.
Tantangan dan Harapan
Memang, mewartakan kasih Allah di dunia yang penuh kebencian, prasangka, dan ketidakpedulian bukanlah hal yang mudah. Namun seperti yang dikatakan oleh Paus Fransiskus dan dikutip oleh Paus Leo XIV, “Tuhan telah mengalahkan dunia dan segala pertikaiannya ‘dengan mendamaikannya oleh darah salib-Nya.’”
Dunia membutuhkan saksi, bukan hanya pengkhotbah. Dunia membutuhkan komunitas yang hidupnya mencerminkan kasih yang mereka wartakan. Dalam keluarga, dalam pekerjaan, di media sosial, dan dalam pelayanan, umat Kristiani dipanggil untuk menjadi tanda kasih yang menyelamatkan.
Menjadi Misionaris Kasih dan Harapan
Dalam terang Tahun Suci yang akan datang, Paus Leo XIV mengajak umat beriman untuk menjadi "peziarah harapan," dan terlebih lagi, "misionaris harapan di tengah segala bangsa." Ini adalah panggilan yang luhur namun sederhana: menghadirkan Yesus kepada sesama melalui hidup yang penuh kasih, penuh pengampunan, dan penuh belas kasihan.
Dunia kita haus akan kebaikan. Dunia kita rindu akan harapan yang tidak mengecewakan. Dunia kita sangat membutuhkan Injil kasih Allah Injil yang tidak hanya dikhotbahkan, tetapi dihidupi.
Disarikan dari Vatican News