Dalam sebuah pertemuan yang penuh kehangatan dan kejutan, para pemimpin Konferensi Para Uskup Uni Eropa (COMECE) disambut secara pribadi oleh Paus Leo XIV di awal masa pontifikatnya. Audiensi yang tidak mereka duga ini ternyata menjadi momen spiritual yang sangat menyentuh dan menggugah.
Pastor Manuel Enrique Barrios Prieto, Sekretaris Jenderal COMECE, menuturkan bahwa pertemuan ini bukan hanya simbolik, melainkan mencerminkan sikap kepemimpinan yang penuh kerendahan hati dari Paus Leo. "Setiap orang yang hadir memiliki kesempatan untuk berbicara, menjelaskan, menyampaikan keprihatinan, dan Paus mendengarkan dengan penuh perhatian masing-masing dari kami," ujar Pastor Barrios.
Dalam dunia yang sering kali terburu-buru untuk memberikan solusi dan jawaban cepat, sikap Sri Paus menjadi pengingat yang kuat akan nilai mendengarkan sebagai tindakan cinta dan pelayanan. Alih-alih memberikan banyak tanggapan, Paus Leo dengan rendah hati berkata, "Saya tidak punya banyak jawaban. Saya ingin mendengarkan kalian."
Sikap ini menunjukkan arah baru yang diambil oleh Paus Leo XIV: kepemimpinan yang tidak dibangun atas dasar kekuasaan atau otoritas belaka, tetapi atas dasar dialog, empati, dan keterbukaan terhadap suara umat Allah. Dengan memberikan ruang bagi setiap suara untuk didengar, Paus Leo tidak hanya menjadi pemimpin, tetapi juga sahabat spiritual yang siap berjalan bersama umat di tengah tantangan zaman.
Berbagai isu besar dibawa dalam pertemuan tersebut, termasuk perang di Ukraina, krisis migrasi, tantangan keluarga, dan perkembangan kecerdasan buatan. Namun lebih dari isu-isu tersebut, pertemuan ini menjadi saksi bahwa Gereja tidak kehilangan wajah manusianya wajah yang mendengarkan, memahami, dan peduli.
Dengan audiensi ini, Paus Leo XIV menegaskan bahwa mendengarkan bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan sejati dalam membangun Gereja yang hidup dan relevan bagi dunia. Di tengah kebisingan global, keheningan yang penuh perhatian dari seorang Paus menjadi suara kenabian yang menggugah: bahwa setiap umat berhak didengarkan, karena setiap suara adalah gema Roh Kudus di dunia ini.
Disarikan dari Vatican News