Kembali
Memandang Dunia dari Sisi yang Terlupakan: Penghormatan bagi Paus Fransiskus
Waktu Terbit 26 April 2025
Penulis Rosa Tri Setiani

Hari ini, dunia dan para pemimpinnya memberikan penghormatan kepada seorang paus Paus Fransiskus yang dengan tak kenal lelah berkhotbah dan mengingatkan kita, bahkan hingga kelelahan, untuk memandang sejarah dari perspektif kaum kecil dan mereka yang terpinggirkan.

Dalam dunia yang kerap memuja kekuatan, kekayaan, dan kesuksesan materi, Paus Fransiskus berdiri sebagai suara yang konsisten untuk mereka yang sering dilupakan: kaum miskin, migran, korban perang, orang sakit, dan mereka yang terbuang oleh sistem yang tidak adil. Ia tidak sekadar berbicara, tetapi dengan keberanian dan kesederhanaannya, ia menantang struktur ekonomi dan sosial yang merugikan manusia.

Dalam salah satu pernyataannya yang paling menggetarkan, Paus Fransiskus memperingatkan bahwa “ekonomi ini dapat membunuh.” Ia menolak pandangan bahwa pasar bebas tanpa batas dapat menjadi solusi bagi semua masalah. Sebaliknya, ia mengingatkan dunia bahwa pasar yang tidak manusiawi, yang mengabaikan nilai solidaritas dan kasih, justru bisa memperparah ketidaksetaraan dan penderitaan.

Pemimpin dengan Visi Moral

Paus Fransiskus bukan hanya seorang pemimpin rohani, tetapi juga seorang nabi zaman modern. Ia membaca tanda-tanda zaman dan menyerukan pertobatan global — bukan hanya dalam hal iman, tetapi juga dalam cara kita memperlakukan sesama dan bumi ini. Ia menyuarakan keadilan sosial dan ekologis dengan menyatukan iman dan aksi nyata, teologi dan ekonomi, spiritualitas dan politik.

Dalam ensiklik Evangelii Gaudium dan Laudato Si’, serta Fratelli Tutti, ia membentuk fondasi pemikiran yang menyentuh banyak aspek kehidupan: dari kasih kepada yang terluka, hingga tanggung jawab kolektif terhadap lingkungan. Semua ini berpijak pada satu prinsip dasar: martabat manusia harus dijunjung tinggi di atas kepentingan pasar dan keuntungan.

Warisan yang Hidup

Penghormatan kepada Paus Fransiskus bukan hanya tentang mengenang kata-katanya, tetapi juga tentang menjadikan ajarannya sebagai inspirasi untuk bertindak. Dunia saat ini menghadapi tantangan besar: krisis iklim, ketimpangan ekonomi, konflik bersenjata, dan kemerosotan moral. Dalam semua itu, suara Paus Fransiskus menjadi panggilan untuk kembali pada nilai-nilai dasar: belas kasih, solidaritas, dan keadilan.

Ia mengingatkan kita bahwa sejarah bukan milik mereka yang berkuasa, tetapi milik semua orang terutama mereka yang menderita. Maka, dalam mengenangnya hari ini, kita diajak untuk memandang dunia dari bawah, dari sisi yang sering tidak diberi suara.

Penutup: Melangkah Bersama Semangatnya

Paus Fransiskus telah menunjukkan bahwa Gereja bisa menjadi suara kenabian dalam dunia modern. Ia membawa harapan bagi mereka yang tertindas dan menggugah hati nurani dunia. Penghormatan sejati kepadanya bukan hanya melalui upacara atau pidato, tetapi melalui tindakan konkret: merawat yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan membangun dunia yang lebih manusiawi.

Hari ini, kita mengenangnya bukan sebagai akhir dari sebuah kepemimpinan, tetapi sebagai awal dari panggilan bagi kita semua: untuk hidup dengan hati yang terbuka dan tangan yang bekerja demi kebaikan bersama.

 

Disarikan dari Vatican News