Dalam salah satu pesannya menjelang Tahun Yubelium 2025, Paus Fransiskus mengingatkan umat beriman akan pentingnya menunjukkan keramahan kepada orang asing. Dengan mengutip Surat kepada Orang Ibrani: "Janganlah lupa menunjukkan keramahan kepada orang asing, sebab dengan cara itu beberapa orang telah menjamu malaikat tanpa mengetahuinya" (Ibrani 13:2), Paus mengajak kita untuk merenungkan makna mendalam dari sebuah tindakan kasih sederhana yang sering kali terlupakan.
Keramahan dalam Tradisi Kristen
Keramahan telah menjadi nilai inti dalam tradisi Kristen sejak awal mula. Injil penuh dengan kisah tentang Yesus yang menerima dan menghargai orang-orang dari segala latar belakang. Dari pertemuan-Nya dengan perempuan Samaria di sumur hingga saat Dia menjamu para pemungut cukai dan orang berdosa, Yesus menunjukkan bahwa kasih Tuhan melampaui batasan sosial dan budaya.
Paus Fransiskus, dalam refleksinya, mengingatkan bahwa keramahan bukan sekadar kewajiban sosial, melainkan tindakan iman yang mendalam. Ketika kita membuka hati dan rumah kita bagi orang asing, kita tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga memberi ruang bagi kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita.
Tahun Yubelium: Momen untuk Membuka Diri
Pesan Paus ini sangat relevan dalam konteks Tahun Yubelium 2025, ketika jutaan peziarah dari seluruh dunia akan menuju Roma. Paus mengajak keluarga, paroki, dan komunitas religius untuk membuka rumah dan hati mereka bagi para peziarah ini, khususnya kaum muda yang akan berpartisipasi dalam Yubelium Remaja dan Yubelium Kaum Muda.
Dia menekankan bahwa membuka rumah kepada sesama adalah tanda persahabatan sejati dan solidaritas Kristen. "Hadiah yang Anda terima dari perjumpaan dengan antusiasme dan kesaksian kaum muda ini akan jauh lebih besar daripada upaya apa pun," ungkap Paus.
Malaikat dalam Kehidupan Sehari-hari
Kutipan dari Surat kepada Orang Ibrani mengandung pesan mendalam: keramahan tidak hanya berdampak pada orang yang kita bantu, tetapi juga mengubah diri kita. Dalam tindakan kecil memberi tempat, makanan, atau senyuman, kita mungkin saja sedang menjamu malaikat sosok yang membawa pesan ilahi tanpa kita sadari.
Paus Fransiskus mengingatkan bahwa di dunia yang sering kali terpecah oleh perbedaan, keramahan memiliki kekuatan untuk membangun jembatan. Dengan menerima orang asing, kita juga menerima keberagaman, memperkaya hidup kita dengan perspektif baru, dan memperkuat ikatan iman universal.
Menyambut dengan Hati
Akhirnya, Paus Fransiskus menutup pesannya dengan keyakinan bahwa setiap tindakan keramahan akan membawa berkat melimpah. Dengan mempercayakan umat beriman kepada perlindungan Maria Salus Populi Romani, Paus menegaskan bahwa kasih yang tulus dan tanpa pamrih adalah jalan menuju damai sejahtera.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, pesan ini menjadi panggilan untuk tidak takut membuka diri kepada mereka yang membutuhkan. Sebab, di balik wajah seorang asing, mungkin tersembunyi malaikat yang membawa kasih Tuhan ke dalam hidup kita.
Disarikan dari Vatican News