Kembali
Mengalami Harapan Terbesar dalam Hidup dan Memperbaruinya untuk Dibagikan
Waktu Terbit 20 April 2025
Penulis Rosa Tri Setiani

Hidup adalah perjalanan panjang yang sering kali penuh dengan ketidakpastian, tantangan, dan kenyataan pahit yang membuat kita bertanya: untuk apa semua ini? Dalam kabar duka yang datang silih berganti, dalam kekecewaan yang tak jarang datang dari orang-orang terdekat, atau dalam pergumulan batin yang kadang tak bisa dibagikan pada siapa pun di tengah semua itu, apa yang bisa membuat kita tetap bertahan? Jawabannya adalah harapan.

Tetapi bukan harapan yang kosong. Bukan harapan palsu yang dibangun oleh janji dunia yang sementara. Yang kita butuhkan adalah harapan sejati, harapan yang tak tergoyahkan, harapan yang tetap hidup walau segala sesuatu tampak suram. Dan di sinilah Paskah berbicara dengan penuh kekuatan: Yesus telah bangkit. Kematian telah dikalahkan. Terang telah menembus kegelapan.

Kristus Bangkit: Fondasi Harapan Kita

Paus Fransiskus dalam homili Paskahnya menegaskan bahwa kebangkitan Kristus bukan sekadar peristiwa historis, tetapi sebuah realitas rohani yang hidup dan mengubah segalanya. Kristus bukan lagi tawanan kematian. Ia hidup. Dan karena Ia hidup, kita pun dapat hidup dengan penuh harapan.

Harapan ini bukan ilusi, bukan pelarian dari kenyataan. Harapan Paskah justru membawa kita untuk menghadapi kenyataan dengan mata terbuka, namun hati yang tertambat pada Allah. Kita boleh jatuh, kita boleh lelah, bahkan kita boleh menangis tetapi di balik semua itu, kita tahu: Tuhan ada bersama kita. Dalam penderitaan kita, Ia hadir. Dalam kesendirian kita, Ia mendampingi. Dalam kesesakan kita, Ia memberi jalan.

Mengalami harapan terbesar berarti mengizinkan kebenaran ini meresap dalam hati: bahwa hidup kita tidak berakhir dalam penderitaan, tetapi akan bermuara pada kebangkitan dan kemuliaan bersama Kristus. Harapan bukan berarti hidup menjadi mudah. Harapan berarti kita tidak pernah berjalan sendiri.

Harapan yang Aktif dan Bergerak

Namun harapan sejati bukanlah sesuatu yang pasif. Harapan tidak tinggal diam. Seperti para murid yang berlari menuju kubur yang kosong, seperti Maria Magdalena yang bergegas membawa kabar sukacita, harapan mendorong kita untuk bertindak, mencari, dan menyaksikan.

Kita dipanggil untuk mencari Tuhan yang hidup, bukan di dalam kubur, bukan dalam hal-hal duniawi yang fana, tetapi dalam perjumpaan sehari-hari: dalam wajah orang miskin, dalam air mata yang ditampung oleh belas kasih, dalam pelukan yang menguatkan, dalam senyuman yang membangkitkan semangat, dan dalam kesetiaan kecil yang kita berikan hari demi hari.

Harapan membuat kita tidak tinggal dalam kesedihan. Paus Fransiskus mengingatkan, kita tidak boleh puas dengan hal-hal yang fana dan tidak boleh menyerah pada kesedihan. Sebaliknya, kita harus "berlari dengan sukacita" menuju Tuhan. Karena dengan Dia, segala sesuatu menjadi baru. Dengan Dia, segalanya dimulai kembali.

Memperbarui Harapan di Tengah Dunia yang Luka

Tahun Yubileum dan Paskah adalah momen istimewa yang mengajak kita memperbarui harapan dalam hati kita. Dunia ini, yang terluka oleh perang, krisis, ketidakadilan, dan kemiskinan, sangat membutuhkan pribadi-pribadi yang membawa harapan. Tidak cukup hanya berdoa bagi damai kita dipanggil menjadi alatnya.

Memperbarui harapan berarti membuka diri pada karya Roh Kudus yang membarui segalanya. Ini juga berarti menyerahkan luka-luka pribadi kita ke tangan Tuhan, membiarkan Dia menyentuh bagian-bagian hati kita yang belum sembuh, dan membiarkan kasih-Nya memulihkan dan menyalakan kembali api harapan dalam jiwa kita.

Membagikan Harapan sebagai Tugas Misi

Dan ketika kita telah mengalami harapan ini, kita tidak boleh menyimpannya sendiri. Dunia sangat haus akan harapan. Banyak orang hidup dalam kesepian, keputusasaan, dan kehilangan arah. Dalam keluarga, komunitas, tempat kerja, bahkan di media social kita dipanggil untuk menjadi saksi harapan.

Tidak perlu menjadi pengkhotbah atau pemimpin besar. Tindakan sederhana namun tulus: mendengarkan dengan empati, memaafkan dengan hati yang lapang, menolong tanpa pamrih, tersenyum pada mereka yang terabaikan semua itu adalah wujud nyata membagikan harapan. Seperti lilin kecil yang menyala di tengah malam, harapan yang dibagikan akan menerangi kegelapan.

Dengan Tuhan, Segalanya Dimulai Kembali

Mengalami harapan terbesar dalam hidup bukanlah momen sesaat. Itu adalah perjalanan setiap hari bersama Tuhan yang bangkit. Ia berjalan bersama kita, mendahului kita, menunggu kita, dan menopang kita. Dalam diri-Nya, tidak ada yang sia-sia. Dalam kebangkitan-Nya, tidak ada luka yang tidak dapat disembuhkan.

Maka, marilah kita memperbarui harapan itu setiap hari, dan membagikannya dengan mereka yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita. Seperti yang dikatakan Paus Fransiskus: "Saudara-saudari, dalam keajaiban iman Paskah, dengan membawa harapan akan damai dan pembebasan, kita dapat berkata: Bersama-Mu, ya Tuhan, segalanya menjadi baru. Bersama-Mu, segalanya dimulai kembali."

 

Disarikan dari Vatican News