Pada perayaan Hari Orang Miskin Sedunia tahun ini, Paus Fransiskus memilih moto dari Kitab Sirakh: “Doa orang miskin naik ke hadapan Allah” (Sirakh 21:5). Pilihan ini menegaskan perhatian khusus Paus terhadap suara dan penderitaan kaum miskin yang sering terabaikan. Dengan moto ini, Paus mengingatkan umat beriman bahwa orang-orang miskin memiliki tempat yang istimewa dalam hati Tuhan.
“Doa Orang Miskin Naik ke Hadapan Allah”: Sebuah Panggilan dari Kitab Suci
Dalam Kitab Sirakh, tertulis bahwa Tuhan mendengarkan doa mereka yang tertindas dan tidak membiarkan penderitaan mereka berlalu tanpa pengharapan. Tuhan bahkan digambarkan “tidak sabar” dalam menanggapi penderitaan orang-orang miskin dan akan bertindak sampai keadilan ditegakkan. Moto ini mencerminkan sikap Gereja yang ingin berpihak kepada mereka yang sering terpinggirkan oleh sistem sosial, ekonomi, dan politik yang tidak adil.
Paus Fransiskus menekankan bahwa Tuhan “akan berpihak pada orang miskin.” Penegasan ini bukan hanya sebuah ungkapan belas kasihan, tetapi juga pernyataan keadilan ilahi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Paus mengajak umat beriman untuk terlibat dalam perjuangan bagi keadilan, bukan hanya dengan doa, tetapi juga dengan tindakan nyata dalam membantu mereka yang membutuhkan.
Hari Orang Miskin Sedunia: Langkah Nyata dalam Pelayanan Kasih
Hari Orang Miskin Sedunia diciptakan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2017, dan sejak itu peringatan ini menjadi kesempatan bagi Gereja untuk benar-benar “melangkah keluar” dari tembok-temboknya dan masuk ke dunia kemiskinan dan penderitaan. Makan siang yang diselenggarakan bersama lebih dari 1.300 orang miskin di Roma adalah salah satu bentuk nyata dari seruan Gereja untuk hadir secara langsung dalam kehidupan mereka yang menderita.
Bagi Paus Fransiskus, perayaan ini bukan hanya sekadar peringatan simbolis. Melalui kesempatan makan bersama, Paus mengajak Gereja untuk menyadari bahwa kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga persoalan spiritual yang menuntut perhatian penuh kasih. Ia ingin menunjukkan bahwa orang-orang miskin bukanlah angka statistik, melainkan saudara dan saudari yang patut dihormati, dipedulikan, dan dilayani dengan tulus.
Keadilan Ilahi dalam Perspektif Gereja
Dengan moto dari Kitab Sirakh, Paus juga menyoroti konsep keadilan ilahi yang berpihak kepada orang miskin. Gereja diajak untuk mengangkat suara kaum miskin dan memberikan tempat khusus bagi mereka dalam kehidupan umat beriman. Paus mengajak umat untuk berpartisipasi dalam misi ini dengan berdoa, berbagi, dan membangun relasi kasih yang lebih dekat dengan mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Paus menekankan bahwa penderitaan orang miskin adalah panggilan bagi kita semua untuk bertindak. Menghadapi kemiskinan berarti memperjuangkan keadilan di dunia ini, agar penderitaan mereka segera berakhir. Ketika umat beriman ikut ambil bagian dalam usaha ini, mereka menjadi perpanjangan tangan Tuhan yang mengalirkan cinta dan keadilan-Nya kepada mereka yang paling membutuhkan.
Paus Fransiskus dan Panggilan untuk Tindakan Nyata
Dengan peringatan Hari Orang Miskin Sedunia, Paus mengingatkan Gereja bahwa panggilan untuk peduli kepada orang miskin adalah bagian dari tugas iman Kristen. Gereja diajak untuk aktif terlibat dalam misi kasih ini, tidak hanya melalui doa tetapi juga dengan aksi konkret. Perayaan ini adalah momentum bagi Gereja dan umat beriman untuk terlibat dalam melayani mereka yang tersisih dan tak berdaya.
Moto tahun ini adalah panggilan bagi setiap orang Kristen untuk mendengarkan dan menjawab doa orang miskin, serta terlibat dalam mewujudkan keadilan dan cinta Tuhan di tengah dunia. Paus Fransiskus mengajarkan bahwa pelayanan kasih yang sejati adalah ketika Gereja membuka hati dan melayani mereka yang sering terabaikan, karena Tuhan sendiri hadir dalam diri mereka.
Disarikan dari Vatican News