Paus Leo XIV memimpin Misa di Lapangan Basilika St. Santo Petrus pada Minggu (29/09) dalam rangka Yubileum Katekis. Dalam homilinya, Paus memuji peran katekis yang setia mendampingi umat dalam perjalanan iman, sekaligus mengajak semua orang Kristen untuk saling menolong agar mampu belajar percaya, berharap, dan akhirnya mengasihi.
Mengacu pada bacaan Injil hari itu (Luk. 16:19-31) tentang orang kaya dan Lazarus, yang juga pernah dibacakan dalam Yubileum Katekis Tahun Kerahiman 2016. Paus menegaskan bahwa kisah tersebut tetap aktual. “Di depan pintu kemewahan masa kini berdiri penderitaan bangsa-bangsa yang dilanda perang dan eksploitasi. Seiring abad berganti, seakan tidak ada yang berubah,” katanya.
Paus menekankan bahwa Injil memberi jaminan akan keadilan Allah, dimana penderitaan orang miskin akan berakhir dan pesta orang kaya yang lalai akan dihentikan. Ia mengingatkan bahwa manusia hidup tidak pernah ditinggalkan oleh penyelenggaraan Allah, dan bahwa kebangkitan Kristus membawa harapan akan perubahan hidup bagi semua orang.
Dalam refleksinya, Paus Leo XIV menguraikan arti kata katekis yang berasal dari bahasa Yunani, dengan arti “mengajar dengan suara lantang, membuat bergema.” Seorang katekis, jelasnya, adalah pewarta yang menyampaikan kebenaran Injil lewat kata-kata sekaligus kesaksian hidup. “Kita semua telah diajar untuk percaya melalui kesaksian mereka yang telah percaya sebelum kita,” ujarnya.
Paus menambahkan, dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut, katekis hadir untuk menemani umat dalam iman, menjadi rekan sejalan yang membimbing hati agar terbuka kepada Allah dan sesama. Dengan demikian, katekis bekerja sama dalam karya pastoral Gereja, mendengarkan serta melayani kerinduan manusia akan keadilan dan kebenaran.
Mengutip St. Agustinus kepada Diakon Deogratias, Paus Leo XIV menutup homilinya, “Jelaskanlah segala sesuatu sedemikian rupa sehingga yang mendengarkan, dengan mendengar dapat percaya; dengan percaya dapat berharap; dan dengan berharap dapat mengasihi.”
Sumber: Vatican News