Dalam audiensi umum di Lapangan Basilika St. Petrus, Rabu (22/10), Paus Leo XIV merenungkan makna Kebangkitan Yesus Kristus sebagai sumber harapan yang mampu menyembuhkan kesedihan dan mengubah pandangan hidup manusia. Beliau menegaskan bahwa Kebangkitan Kristus meupakan misteri iman yang “tidak akan pernah selesai untuk direnungkan,” karena di dalamnya terdapat terang yang luar biasa dan memikat.
Paus menyoroti bahwa kesedihan adalah salah satu tantangan besar dunia modern. “Kesedihan mencuri makna dan semangat hidup,” ujarnya. Ia menggambarkannya sebagai perasaan rapuh yang perlahan mengikis sukacita dan membuat hidup terasa tanpa arah. Dengan mengacu pada kisah dua murid di jalan menuju Emaus (Luk. 24:13-35), Paus menjelaskan bagaimana kebangkitan Yesus mampu menyingkirkan kesedihan terdalam manusia.
“Ketika para murid berhenti karena duka dan kehilangan harapan, Yesus yang bangkit hadir sebagai seorang asing yang mengubah pandangan mereka,” tutur Paus. Dalam perjamuan roti, mata hati mereka terbuka kembali dan api sukacita menyala di dalam diri mereka.
Menurut Paus Leo XIV, pengalaman para murid Emaus itu menjadi cerminan perjalanan rohani setiap orang beriman. “Kata-kata Yesus bukan hanya penghiburan, tetapi juga kekuatan yang menyalakan kembali harapan,” tegasnya.
Paus menutup refleksinya dengan ajakan agar umat Kristiani memandang dunia dengan mata iman yang diterangi oleh kebangkitan. “Yesus yang bangkit mengubah cara kita melihat hidup, mengisi kekosongan dengan harapan, dan mengusir kesedihan,” ujarnya. “Sejarah masih menyimpan banyak kebaikan untuk kita harapkan.”
Sumber: Gussie, K. (2025, 22 Oktober). Pope at Audience: The Resurrection is the remedy to sadness. Vatican News. https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2025-10/pope-at-general-audience-resurrection-is-the-remedy-to-sadness.html