Kembali
Tahun Yubileum: Kesempatan Mengakui Kebutuhan Akan Keselamatan dan Memperbarui Pertemuan dengan Kristus
Waktu Terbit 26 Januari 2025
Penulis Rosa Tri Setiani

Tahun Yubileum selalu menjadi momen istimewa dalam kehidupan Gereja, sebuah waktu penuh rahmat yang mengundang umat Kristiani untuk memperbarui iman mereka dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Paus Fransiskus, dalam refleksinya baru-baru ini, menggarisbawahi bahwa Yubileum bukan hanya perayaan rutin, tetapi sebuah panggilan mendalam untuk mengakui kebutuhan kita akan keselamatan dan memperbarui pertemuan kita dengan Kristus.

Kesempatan untuk Mengenali Kebutuhan Akan Keselamatan
Paus Fransiskus menekankan bahwa inti dari iman Kristen adalah pengakuan akan kebutuhan manusia akan keselamatan. Dalam dunia yang sering kali dipenuhi oleh kemandirian yang berlebihan, umat beriman diundang untuk merenungkan kerentanan mereka dan menyadari bahwa keselamatan sejati tidak dapat diperoleh melalui kekuatan manusia semata.

“Kita adalah makhluk yang terbatas, penuh dengan kelemahan, dosa, dan kebutuhan akan rahmat Allah,” ujar Paus Fransiskus. Tahun Yubileum, lanjutnya, menjadi waktu untuk menghadapkan diri pada kasih Allah yang tak terbatas, yang telah memberikan Yesus sebagai Penebus kita. Dalam pengakuan ini, kita tidak hanya menemukan kelegaan, tetapi juga kekuatan untuk kembali kepada Allah dengan rendah hati.

Memperbarui Pertemuan dengan Kristus
Dalam refleksinya, Paus mengajak umat Kristiani untuk menjadikan Tahun Yubileum sebagai waktu untuk memperbarui pertemuan pribadi dengan Yesus Kristus. “Pertemuan dengan Kristus bukanlah pengalaman satu kali,” tegasnya. Sebaliknya, ini adalah perjalanan hidup yang harus terus diperbarui melalui doa, sakramen, dan pelayanan kepada sesama.

Yesus, yang adalah wajah belas kasih Allah, selalu siap menyambut kita kembali dalam pelukan-Nya. Dalam setiap perayaan Ekaristi, dalam Sakramen Rekonsiliasi, dan dalam merenungkan firman Tuhan, kita dipanggil untuk merasakan kehadiran Yesus yang nyata dan penuh kasih. Tahun Yubileum adalah undangan untuk semakin mendalam dalam hubungan ini, memungkinkan Kristus untuk menyentuh hati kita dan mengubah hidup kita.

Kasih Karunia Sebagai Dasar Tahun Yubileum
Paus Fransiskus menjelaskan bahwa Tahun Yubileum ini adalah Tahun Rahmat yang menyoroti belas kasih Allah sebagai dasar keselamatan. Kita tidak diselamatkan karena usaha atau jasa kita, tetapi karena kasih karunia yang melimpah dari Allah. Pengakuan ini membawa kita pada sikap syukur dan komitmen untuk hidup sesuai dengan Injil, membawa belas kasih Allah kepada dunia yang sering kali haus akan harapan dan pengampunan.

Menemukan Keselamatan dalam Hubungan dengan Sesama
Selain pertemuan dengan Kristus, Paus Fransiskus juga menegaskan pentingnya memperbarui hubungan dengan sesama selama Tahun Yubileum. Kasih kepada Allah selalu tercermin dalam kasih kepada sesama. Dengan menolong mereka yang membutuhkan, memperjuangkan keadilan, dan menyebarkan damai, kita menjadi saksi nyata dari karya keselamatan Allah di dunia.

“Belas kasih tidak hanya diberikan kepada kita untuk disimpan, tetapi untuk dibagikan,” kata Paus. Setiap tindakan kasih kepada sesama adalah wujud nyata dari iman yang hidup dan perjumpaan yang terus diperbarui dengan Kristus.

Berjalan Bersama dalam Tahun Yubileum
Tahun Yubileum bukan hanya perjalanan individu, tetapi juga perjalanan bersama sebagai umat Allah. Paus Fransiskus mengajak seluruh umat untuk saling mendukung dalam iman, berjalan bersama dalam kekudusan, dan membangun Gereja yang lebih hidup dan penuh kasih.

Dalam perjalanan ini, Maria, Bunda Allah, menjadi teladan dan pemandu. Dengan berpaling kepada-Nya, kita dapat menemukan inspirasi untuk lebih mengenal Kristus dan membawa-Nya kepada dunia.

Kesimpulan: Momen Pembaruan Iman dan Pengharapan
Tahun Yubileum adalah waktu yang istimewa bagi umat Kristiani untuk kembali ke inti iman mereka: pengakuan akan kebutuhan kita akan keselamatan dan perjumpaan yang mendalam dengan Kristus. Dalam semangat kerendahan hati, pertobatan, dan pelayanan, kita dapat memperbarui komitmen kita untuk hidup sebagai murid Kristus, menjadi saksi dari kasih dan belas kasih-Nya yang menyelamatkan.

Sebagai umat Kristiani, mari kita manfaatkan momen rahmat ini untuk semakin dekat kepada Allah dan membiarkan diri kita diperbarui oleh kuasa kasih-Nya. Dengan demikian, kita tidak hanya menemukan keselamatan, tetapi juga menjadi alat kasih Allah bagi dunia di sekitar kita.

 

Disarikan dari Vatican News